Naskah Pantomim
Bengkel Mime Theatre
Kupersembahkan Buat:
mbah Harjo Karyono(Alm), Kakekku (alm), Pakde Misrhal Hadi (alm)
yang menginspirasi Naskah ini juga para pejuang disemua bangsa.
Sang Veteran
Buah Karya: Andy Sri Wahyudi
Ah, mengapa harus ada perang dan kenangan?
Kini aku hanya duduk terpaku memandangi cerita masa lalu yang selalu datang menghantu. Aku masih ingin bicara tentang perjuangan, cinta dan cita-cita tapi masa jaya telah berlalu dan pekik merdeka telah berubah tawa.
Sungguh, Sulit kulupakan desing peluru dan ledakan granat, juga Rohayati, gadis manis yang abadi dalam pelukan mudaku.
Tak ada yang tahu masih ada bara api dalam tubuh rapuh ini.
Lalu untuk apa dan siapa bara api dan perjuanganku…?
No | Setting dan Properti | Musik | Lampu | Tokoh | Kostum | Adegan | |||||||||||||
| LAMUNAN SEHARI-HARI | ||||||||||||||||||
1 | Panggung Kosong | Suara Kereta Api | Warna biru redup | Sang Veteran | Berseragam coklat dengan atribut merah putih di lenggannya, Garuda di dada kiri, dan nama: Suryadi, di dada kanan. Mengenakan berpeci ala Veteran Indonesia. Tanpa sepatu. | Suara batuk-batuk Tokoh: Sang Veteran. | |||||||||||||
2 | Panggung kosong | Hening | General menerangi Tokoh | Sang Veteran | Kostum Sang Veteran selalu sama hingga akhir cerita | Sang Veteran berjalan pelan sambil sesekali terbatuk. Ia berhenti memandang jauh ke arah diagonal. Diam. Tiba-tiba terdengar suara tawa yang mengejek dari luar panggung. | |||||||||||||
3 | Panggung kosong | Hening | General menerangi bagian tengah panggung lebih luas | Sang Veteran Badut | Badut: Topi panjang ke atas berwarna merah, ber-Kace warna kuning. Baju dalam biru muda tanpa lengan, bercelana panjang warna kuning dan ungu berbentuk tidak lazim: Lobang bagian atas membesar melingkari pinggang disambung dengan gasper dicantelkan ke bahu. Bersepatu besar warna kuning. Kostum Badut tidak berubah hingga akhir cerita. | Seorang Badut datang dengan tawa ejekannya sambil membawa kursi kayu yang diangkat ke atas. Badut berjalan sambil berputar-putar lalu berhenti meletakkan kursi. Badut berlari kecil memutari kursi sambil bersenandung riang: lalalalala… Badut berhenti dihadapan Sang Veteran yang masih diam, ia mengejeknya dengan menirukan suara batuk. Dan tertawa lagi sambil menuding dan berlari kecil memutar Sang Veteran, ia berhenti sebentar dan semakin keras menertawai lalu berlari pergi. | |||||||||||||
4 | Sebuah Kursi Kayu selalu ada di panggung, letaknya tidak berubah hingga akhir cerita. | Hening | Fokus menerangi Sang Veteran di tengah Panggung | Sang Veteran | | Sang Veteran berjalan pelan ke arah kursi kayu lalu duduk dan suara batuknya masih keluar sesekali. Dari saku bajunya diambil sebotol obat-obatan, dikeluarkan beberapa butir ke telapak tangan kirinya lalu ditelan. Ia mengambil secangkir air di samping bawah kursi, meminumnya dengan hati-hati. Ia kembali terbatuk pelan. Diam sebentar memandang jendela rumah yang masih tertutup. Perlahan ia beranjak dari kursi kayu, berjalan mendekati jendela lalu dibukanya jendela itu. | |||||||||||||
5 | | Hening | Lampu warna biru menerangi Panggung. | Sang Veteran | | Sang Veteran menatap ke luar jendela. Perlahan ia tersenyum, seperti melihat kebahagiaan masa lalu. Lalu perlahan ia menghormat. | |||||||||||||
6 | | Terdengar Lagu Indonesia Raya versi lama cipt: WR Supratman | Lampu general menerangi Sang Veteran | Sang Veteran | | Kemudian Ia berjalan di seputar kursi sambil mengikuti irama lagu dengan menggerakkan tangannya seperti dirigen. Hingga ia terbawa emosi, mengepalkan tangan dan mengacung-acungkan. Tubuhnya yang sudah tua mulai kelelahan. Ia berhenti sejenak. Dan kembali menghormat. | |||||||||||||
7 | Kereta dari kursi kayu yang dirangkai dan beroda. Dan berhias bendera merah putih. | Lagu Indonesia Raya versi lama cipt: WR Supratman | Lampu warna merah menerangi panggung bagian belakang. | Ir. Soekarno Drs. Mohamad Hatta Badut | Ir. Soekarno: Berpeci Hitam, Kemeja dan Celana panjang warna putih. Bersepatu pantofel hitam Drs Mohamad Hatta: Berpeci Hitam, berkacamata frame bundar. Kemeja dan Celana panjang warna putih. Bersepatu pantofel hitam. | Sebuah kereta dari kursi kayu ditarik oleh Badut melintas di belakang sang Veteran. Kereta itu membawa dua pemimpin bangsa Indonesia: Soekarno - Hatta yang tengah menghormat kepada rakyatnya. | |||||||||||||
8 | | Lagu Indonesia Raya semakin lirih terdengar hingga berhenti. Hening | Lampu general meredup menyinari sang Veteran | Sang Veteran | | Setelah kereta melintas membawa dua pemimpin, batuk batuk sang Veteran semakin menjadi. Lalu berjalan mengambil secangkir air minum di samping bawah kursi. Lega… | |||||||||||||
| PERAYAAN KEMERDEKAAN | ||||||||||||||||||
9 | | Suara Drum band | Lampu general meredup menyinari sang Veteran | Sang Veteran | | Tiba-tiba terdengar suara drumband perayaan kemerdekaan dari kejauhan seperti suara drumband hantu. Sang Veteran menengadahkan wajah dan matanya mencari arah datangnya suara drumband tersebut. Dia sedikit berlari menengok ke arah jendela, berlari lagi ke arah samping kanan, ia semakin khusyuk mendengar suara itu. Ia tersenyum, berjalan terbungkuk sambil menggerakkan kedua tangannya menabuh genderang. Lalu berhenti mematung, pose tangannya menabuh genderang. | |||||||||||||
10 | | Hening | Lampu general mulai terang. Menyinari panggung. | Badut Sang Veteran | | Si badut muncul dengan tawanya, ia menabuh genderang dengan riang sambil berbaris menyamping mendekati sang Veteran yang masih terdiam. Ia berhenti dan melihat sang Veteran, memandangi dengan heran dan tertawa kecil. Kemudian si Badut menaruh stick drum di kedua tangan sang Veteran dan mengalungkan drum ke leher sang Veteran. Si Badut menyuruh memukul dengan peragaan tangannya sambil tertawa-tawa menuding sang Veteran. Badut bergegas pergi. | |||||||||||||
11 | | Suara Drum | Lampu general semakin terang. | Veteran/ Tentara Muda | | Sang Veteran membalikan badan dan tubuhnya berubah tegap. Ia menabuh drum dengan gagah seperti masa mudanya ketika pekik merdeka menggema dimana-mana | |||||||||||||
12 | | Paduan Drum dan terompet | Lampu General semakin terang | Dua orang Tentara | Dua Tentara: Celana pendek coklat komprang, peci coklat, kemeja coklat dan sepatu hitam. | Dua tentara masuk panggung meniup terompet seirama dengan bunyi drum sang Veteran. Mereka berbaris dengan penuh semangat. (adegan ini di koreografi agar tertata) | |||||||||||||
13 | Setangkai Bendera merah putih | Suara Paduan Drum dan terompet | Lampu General semakin terang | Rakyat: petani, Pemuda Pelajar, Pedagang, gadis remaja | Petani: kaos putih, bercelana hitam komprang, berpeci sekenanya, berselempang sarung tanpa alas kaki. Pedagang: mengenakan kain kebaya, berjarik. Pemuda pelajar: berbelangkon, jas dasi kupu-kupu, bersepatu dan celana panjang rapih. Gadis remaja: Rok kembang-kembang, kemeja bersepatu hak pendek dan berkuncir dua ekor kuda. | Muncul Petani mengibar-kibarkan bendera merah putih kecil. Di susul Pedagang, pemuda pelajar, gadis remaja dan Badut.Tokoh tokoh itu muncul dari berbagai penjuru arah lalu berkumpul menjadi satu. Mereka berteriak: Merdeka..merdeka..merdeka… dengan gembira. Dua tentara pergi di susul satu persatu tokoh pergi. (Adegan perayaan ini harus dikoreografi agar tertata dengan bagus dan mendukung suasana) | |||||||||||||
14 | | Hening | Lampu meredup berubah warna biru | Badut Sang Veteran | | Suasana kembali sepi, sang Veteran diam, berhenti memukul dan berubah menjadi tua. Si Badut kembali menertawai lalu mendekati sang Veteran dan melepas atribut drumband satu persatu. Si Badut pergi sambil tertwa-tawa. Sang Veteran sendirian. | |||||||||||||
| Perang dan Kenangan | ||||||||||||||||||
15 | | Hening | Lampu berubah warna Biru | Sang Veteran | | Sang Veteran memandang ke satu arah dekat jendela. Ia berjalan mendekati sebuah foto yang menempel di dinding. Di ambilnya foto itu dan kembali dipandangi sambil dibersihkan dari debu. Ia tersenyum, masih juga memandangi foto itu sambil berjalan lalu duduk di kursi. Perlahan ia mencium bingkai foto dan mendekapnya. Dipeluknya sebingkai foto itu dengan mata terpejam dalam. | |||||||||||||
16 | | Suara Bom dan tembakan | Lampu warna biru menerangi panggung. | Sang Veteran | | Dari kejauhan terdengar suara Bom jatuh dari langit… ciuuuu…..ngg….Duaarrr…!!! dua – tiga kali bom itu berjatuhan dan membuat sang Veteran kadang terkaget dalam diam dan keterpejamannya. Lalu disusul suara rentetan tembakan, suara helicopter, suara letusan pistol. | |||||||||||||
17 | | Musik pengiring perang | Lampu warna merah menerangi bagian belakang panggung. (menerangi kemunculan dua Tentara) | Dua orang Tentara | Kostum masih sama | Dua orang tentara muncul dari samping, mereka mengendap-endap seperti hendak menyerang musuh (gerilya). Sesekali berhenti mengintai lalu meneruskan langkah. Tentara satu terus berjalan meninggalkan tentara 2. Tentara dua berhenti lalu berjalan mundur sambil sesekali menembak. | |||||||||||||
18 | | Musik pengiring perang | Lampu warna merah menerangi seluruh panggung. | Sang Veteran | | Sang Veteran perlahan berubah muda lagi lalu mengendap – endap sambil membawa senjata, bersama dengan tentara dua. | |||||||||||||
19 | | Suara bom dan rentetan tembakan semakin menjadi | | Sang Veteran Tentara dua | | Sang Veteran dan Tentara dua berlari lintang pukang, jatuh bangun. Hingga mereka berdua menyerah, angkat tangan. (Adegan ini perlu dikoreografi) | |||||||||||||
20 | | Suara rentetan tembakan | Lampu general menerangi panggung. tempat badut dan tentara 1 berkejaran. | Sang Veteran Tentara dua Badut Tentara satu | Tentara satu: Tanpa sepatu, seragam tidak rapi, topi terpakai sekenanya. | Muncul tentara 1 berlari dikejar-kejar Badut. Kepala tentara satu dipukul dengan palu oleh Badut, sementara Tentara satu membalas menyerang dengan tembakan air. Mereka berdua berkejaran, saling memukul dan menembak dengan riang gembira. Sang Veteran dan Tentara satu berhasil berlari dan tiarap mengendap-endap. (Adegan ini perlu dikoreografi) | |||||||||||||
21 | | Suara rentetan tembakan dan Suara teriakan-teriakan ala anak-anak bermain tembakan dari mulut Badut dan Tentara 1. | Lampu merah menerangi sang veteran dan Tentara 2 di tempat berbeda. | Sang Veteran Tentara dua Badut Tentara satu | | Tubuh sang Veteran dan tentara 2 bergetaran dan Jatuh tersungkur setiapkali terdengar suara rentetan tembakan. Tentara 2 berlari menyelamatkan diri. (Adegan ini perlu dikoreografi) | |||||||||||||
22 | | Suara teriakan-teriakan ala anak-anak bermain tembakan dari Badut dan Tentara 1. | Lampu general menerangi ruag badut dan tentara 1. | Sang Veteran Badut Tentara satu | | Si Badut menangis lantaran ditembaki oleh Tentara 1. Hingga tak sempat membalas. | |||||||||||||
23 | | Suara rentetan tembakan | Lampu merah menerangi sang Veteran | Sang Veteran Badut Tentara satu | | Sang Veteran sesekali masih jatuh bangun ketika terdengar rentetan tembakan. | |||||||||||||
24 | | Suara Bazoka | Lampu berubah warna biru tua. | Sang Veteran Badut Tentara satu | | Tentara 1 memperbaiki pistolnya lalu berbalik ingin menembak si Badut, tapi sudah dihadang dengan Bazoka dari palu oleh sang badut. BoooM…! Tentara 1 jatuh terkapar bersamaan dengan dengan sang Veteran yang juga jatuh terkapar. | |||||||||||||
25 | | Lagu Padamu Negri (dari instrument biola) | Lampu warna biru tua menerangi panggung. | Sang Veteran Badut Tentara satu | | Si Badut menyeret Tentara 2 keluar panggung. sang Veteran mencoba bangkit tapi jatuh lagi. | |||||||||||||
26 | | Hening | | Perawat Sang Veteran | Perawat: Seragam putih perawat lengkap. Bersepatu keds putih atau coklat. (Kostum perawat tidak berubah hingga akhir cerita) | Sang Veteran bangkit dengan seluruh tenaga. Dan ketika akan terjatuh datanglah seorang perawat yang manis.ia berlari mendekap tubuh sang Veteran. Akhirnya ia terjatuh dalam dekapan Perawat manis. Diusapnya keringat di kening sang Veteran. | |||||||||||||
27 | | Suara tembakan. | | Sang Veteran Perawat | | Si Perawat membangkitkan sang Veteran dan membawanya berlari. Mereka berdua berlari diantara terjangan peluru. Dan… | |||||||||||||
28 | | Suara Bom | | Sang Veteran Perawat | | Mereka berdua terjatuh. | |||||||||||||
29 | | Suara tembakan | | Sang Veteran Perawat | | Kemudian si Perawat bangkit dan menolong sang Veteran muda. | |||||||||||||
30 | | Hening | | Sang Veteran Perawat | | Didudukannya sang Veteran di sebuah kursi. dirawatnya sang Veteran. Lengannya di bebat kain oleh Perawat. Mata sang Veteran selalu memandangi wajah si Perawat sambil menahan rasa sakit. Si Perawat hendak bergegas pergi setelah membebat lengan, tapi sang Veteran segera meraih tangan si Perawat seperti melarangnya untuk pergi. Lalu beranjak mendekati si Perawat yang tampak tersipu malu. Sang Veteran semakin nakal, ia hendak menjawil janggut si Perawat, namun si Perawat sedikit menghindar. Si Perawat berjalan menjauh, sang Veteran mengejarnya hingga mereka berkejaran. | |||||||||||||
31 | | Suara – suara tembakan | | Sang Veteran Perawat | | Sang Veteran segera meraih tangan si Perawat untuk membawanya lari menghidari dari tembakan musuh dan ledakan granat. Mereka bersembunyi. | |||||||||||||
32 | | Hening | | Sang Veteran Perawat | | Keadaan telah aman tak ada suara tembakan. Mereka muncul dari persembunyian dengan senyum yang merekah. Sang Veteran Muda kembali ingin menjawil janggut si perawat, tapi si perawat lari menghindar, sang Veteran mengejar dan meraih tangannya untuk mengajak ke sebuah taman kecil. Mereka berhadapan, mereka berpandangan. Mereka Jatuh Cinta! Sang Veteran muda memetik sekuntum bunga lalu berjalan mendekat hendak menyelipkan bunga di antara rambut dan telinga perawat tapii…. | |||||||||||||
33 | | Satu Tembakan menggema | Lampu berubah biru muda. | Sang Veteran Perawat | | Satu tembakan mengenai punggung Perawat seketika itu juga si Perawat jatuh lungsai dalam dekapan sang Veteran muda. | |||||||||||||
34 | | Lagu Putih- putih Melati | Lampu biru muda menerangi mereka berdua | Sang Veteran Perawat | | Sang Veteran mendekap erat tubuh Perawat dengan mata berkaca-kaca. Perlahan si Perawat lepas dari dekapannya, pergi sambil melambaikan tangan. | |||||||||||||
35 | | Hening | Lampu perlahan berubah terang. | Sang Veteran Badut | | Sang Veteran kembali menua. Ia berjalan ke kursi kayu, duduk sambil mendekap sebingkai foto. Kembali ia memandangi foto itu sambil mengusap airmatanya. Si badut datang dengan tawa ejekannya. Ia membawa jam weker lalu membunyikan di dekat telinga sang Veteran yang tengah melamun panjang. Sang Veteran tersadar, perlahan ia beranjak dari tempat duduk mengembalikan foto ke dinding lalu duduk kembali sambil terbatuk-batuk. Ia mengambil segelas air untuk melegakan tenggorokannya. | |||||||||||||
36 | | Hening | Lampu menerangi sang Veteran. | Sang Veteran | | Sang Veteran terdiam. | |||||||||||||
| Mas Kini dan Keresahan dan Para Penguasa Gila | ||||||||||||||||||
37 | Kursi Kayu | Musik bernuansa Industri | Lampu berubah-ubah: Hijau, biru, merah, kuning. | Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi. Sang Veteran | Pejabat berdasi: telanjang dada, Berdasi, berhidung merah bulat diujungnya, berkacamata hitam, bersepatu hitam dan membawa tas warna silver mengkilap. | Orang-orang berdasi muncul, mereka tampak sibuk sekali. Berjalan hilir mudik. Sesekali berhenti dan tertawa sombong. Mereka berlari-lari saling mendahului berebut menjadi yang pertama. Mereka terus berjalan sambil menghitung uang dan sesekali tertawa sombong. (Adegan ini perlu koreografi gerak) | |||||||||||||
38 | Kereta kayu datang mengusung benda-benda atau makanan ber merek terkenal dan elektronik produk luar negri. | Suara deru kereta api dan peluit panjang | Lampu mulai focus berwarna sebagian biru dan merah. | Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi Sang Veteran Badut | | Si Badut muncul menggeret kereta berputar sambil tertawa-tawa dan menuding-nuding sesuatu. Ia berhenti setelah berputar satu kali. Berhenti di pojok kiri depan, kereta melintang. Ia masih tertawa-tawa. | |||||||||||||
39 | Kereta kayu datang mengusung benda-benda atau makanan ber merek terkenal dan elektronik produk luar negri. | Suara deru kereta api dan peluit panjang | Lampu warna biru menyinari panggung | Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi Sang Veteran Badut | | Sang Veteran berjalan sambil terbatuk-batuk. Ia membuka pintu. Matanya tampak bingung dan wajahnya ketakutan. | |||||||||||||
40 | Kereta kayu datang mengusung benda-benda atau makanan ber merek terkenal dan elektronik produk luar negri. | Suara deru kereta api dan peluit panjang | Lampu warna biru menyinari panggung | Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi Sang Veteran Badut Perawat. | | Perawat datang membawa setangkai bunga, ia memandangi sang Veteran dari kejauhan, ia hendak memberikan setangkai bunga itu dari kejauhan. Setangkai bunga itu terjatuh. Badut masih tertawa-tawa. | |||||||||||||
| LAMPU PADAM | ||||||||||||||||||
Nitiprayan, Jogjakarta, 12 Oktober 2011
wah, naskah pantomim ki drg eng pakem e y mas? hehe kyne penting iki :D
BalasHapus