Jumat, 15 April 2011

ON!


ON!
(Catatan Relasi Antara Aku dan Kamu)

oleh: Andy Sri Wahyudi

Kenalan Yuk!
Yup! To The Point aja deh

Sejujurnya ON! masih ingin kusimpan, karena belum sempat ku-diskusikan pada siapapun. ON! semacam catatan atas relasi yang masih sangat muda, masih haus wacana, dan tentu saja akan terus berubah-ubah seiring gerak energi kreatif yang mengikutinya. ON! Selalu tersimpan rapi dalam pikiran dan perasaanku, sejak beberapa bulan lalu, sejak aku mulai menggelisahkannya. Terus terang aku masih malu mengatakannya padamu, karena aku takut dikatakan: Tergesa. Tapi maaf, aku dalam keadaan “mabuk”, yang membuatku ingin bicara tentang resahku, tentang pucingku, tentang ON!-ku. Biarkan orang mengatakan tergesa atau apa saja, tapi sebenarnya aku hanya ingin bergerak cepat saja. Maka hari ini aku akan memperkenalkan ON! padamu, mu, dan mu.

ON! merupakan cuatan imajinasi dari rentetan realitas yang kualami. Aku menamainya ON! yang diambil dari kata oOn, yang sebenarnya dari kata Blo’on: karakter yang serba jadi bahan ejekan (ingat-ingat lagi tokoh Oneng dalam drama komedi Bajaj Bajuri), karena ON! juga lahir dari situasi yang oOn, situasi yang membingungkanku. Bingung yang lugu dan suci.  Dari kata itu, kemudian aku menyingkatnya ON saja, tapi dengan tanda seru. Maka jadilah: ON! , dan sudah lepas dari arti asal-usulnya yang oOn. ON! kuartikan: Hidup (karena berlawanan dengan OFF.he2..) atau bisa diartikan sebagai peringatan, panggilan, dan ajakan untuk meng-hidup-kan. Lalu apa hubungannya dengan pantomim? Ah, kita lepas dari pantomim dulu aja deh. Karena ON! bisa menjadi apa saja, tergantung konteksnya. ON! bisa juga menjadi api, air, uap, benda-benda, keringat, atau tokoh. Terserah kalian mengartikan ON! dengan bahasa masing-masing selama ia masih berarti tumbuh atau hidup atau bergerak.


Pertemuan yang membuatku dan ON! terbuka
Pada awal pertemuanku dengan ON!, seperti ada daya magnetik yang terus menarikku. Entah aku juga tak tahu? Dan kubiarkan ia menarikku. Menarikku, dan terus menarikku. Aku sendiri juga heran, apa yang menggerakkanku mengikutinya? Atau barangkali ON! jodohku yang sudah diatur Tuhan? ah, bukan. Sejak remaja aku menyangkal pernyataan jodoh ada di tangan Tuhan, karena Tuhan  bukan biro jodoh. Jodoh tetap di tangan mahklukNya sendiri yang saling menumbuhkan daya hidup dan cerita-cerita yang mencerahkan. Yeah…aku tertarik padanya bukan asal-asalan, tetapi karena hal-hal yang belum bisa ku bahasakan secara jelas. Hanya bermula asyik aja melihatnya. Ah,  Setidaknya aku menyimpan sesuatu tentang dirinya.

…dan waktu telah mendekatkan aku dengannya hingga sering terjadi dialog lewat banyak pertemuan. Aku mulai mengenal ON!, aku semakin tertarik padanya…

ON! telah membuatku menjadi semacam gelandangan yang terus mengikutinya. Aku dan ON! berjalan melewati banyak peristiwa. Kami sering membahas peristiwa-peristiwa itu dengan nada bicara yang sama-sama super cerewet. Peristiwa yang selalu kami pungut seperti barang rongsokan di jalan-jalan. Hanya padaku ia menceritakan semua-muanya secara jujur dan ndlujur. Demikian juga denganku, tentu dengan sudut pandang yang berbeda. Mungkin, sebelum berkenalan denganku ia sering menyimpan sesuatu, merahasiakan untuk dirinya sendiri. Ia sangat introvet!  Mungkin dulu – pernah terluka atau kecewa –  tak ada yang mau mengerti perihal dirinya hingga membuatnya enggan bercerita pada siapa saja,  tentang peristiwa yang meresahkannya. Intensitas dialog dan pertemuan, menjadikan kami ingin saling mengerti, meski kadang terjadi pertengkaran yang membuat kami sama-sama lemas.

Semakin lama aku mulai mengerti ON!  tapi sayang, belum bisa sepenuhnya terbaca jelas olehku. Dia seperti lintasan kesibukan yang membuatku bingung dan terdiam. Tapi aku masih mengikutinya dengan energiku yang kian menyala di tengah kebingungan dan ketidakjelasan. (Ah kamu ON!, mengapa menjadi teman tidurku?). Yap, aku akan menerima kenyataan ini dengan keresahanku tentang ON! Kubiarkan ia terus berceloteh tentang banyak hal, yang sesekali kurenungkan. Hal yang kemudian berbalik kucelotehkan padanya dengan sudut pandangku. Cerita dan peristiwa itu masih kalang kabut menyelimuti perjalanan kami. Dan kami terus berjalan dengan gejolak remaja yang baru mengenal cinta pertama.

Modal yang terlupa
Kita sedang berproses menuju ‘cinta’, katanya suatu hari. Pernyataanya menumbuhkan keyakinan padaku. Setitik keyakinan yang selalu kupegang sepanjang perjalanan. Namun aku masih seperti Gelandangan yang kebingungan di tengah derasnya peristiwa yang bersidesak dalam hidupku. Aku semakin tak mengerti dengan apa yang tengah kulakukan. Inikah perjalanan? Hanya bermodal keyakinan yang masih bertanya-tanya? Duh…absurd sekali. Lantas apa yang harus kulakukan setelah berjalan dengannya? Uh! Aku bosan dengan pertanyaan-pertanyaan! Dan kulemparkan pertanyaan yang meragukan itu. Cia…attt! Nguing! Nguing! Nguing…think…think… think….

Think!

Sadar. OUpS! Tiba-tiba saja ON! Memberiku kesadaran di tengah perjalanan. Dan aku menghujat kesadaranku karena bingung dengan sadar itu sendiri, apakah sadar itu semacam kutukan atau pencerahan?  Kadang sadar membuatku kecewa, merasa bersalah, sedih, dan bertanya-tanya apa yang telah kulakukan. Tapi sekaligus membuatku ingin segera bergerak menata banyak hal, ingin menyusun dan merapikan apa yang telah kulakukan. Berat. Seharusnya aku meninggalkan ON! Karena aku akan lebih nyaman tanpa ON! Yang membuatku bingung sendiri. Aku bisa mencari uang dan foya-foya, mengikuti arus generasi instan dan konsumeris, hanyut dalam dunia yang menawarkan kemapanan (baca: stagnan). Sayang sekali aku tak dapat meninggalkan ON! sendirian di tengah jalan. Ia telah memberiku kontribusi yang membuatku merasa bebas dalam berpikir, melihat, merasakan, bergerak dan jujur pada diri sendiri. Aku melihat aku! (meski hanya terkadang).  Ini bukan masalah balas budi atau tidak tega-ku pada ON! tapi ini pilihan dengan resiko yang tidak untuk dikeluhkan. Maka, sadar: kutukan yang mencerahkan!

Aku dan ON! mulai saling jujur mengungkapkan apa yang kami resahkan selama ini. Ternyata kami sama-sama merindukan kedewasaan. kami kebingungan dengan diri sendiri, sebab tak tahu ke mana harus mencari bentuk kedewasaan? Aku sendiri tak pernah tahu siapa dan apa yang telah membuat kami bingung. Kami juga tak saling paham sejarah hidup kami. Tak tahu bobot, bibit, bebet-nya.

Lalu…
What? When? Where? Who? Why? Dan How?  (5 W 1 H). Sedemikian ribet-nya kami mengawalinya lagi. Tapi  kali ini dengan kesadaran. Menggali apa yang kami punyai, apa yang pernah kami ketahui, apa yang kami alami, dan apa yang membentuk kami. Tentu saja sangatlah berbeda. Dan tiba-tiba kami merasa seperti orang asing yang tidak saling kenal, jauh sekali perbedaanya. Tapi perbedaan bukan lantas menjadi sumber pertentangan. Kami ingin melihat perbedaan dari sudut pandang yang menggembirakan, sudut pandang yang menguatkan.

Kami mulai menulis biografi lalu membaca dan menerimanya secara terbuka. Kami memahami bahwa sejarah dan nilai-nilai hidup yang membentuk kami, akan menjadi modal dan bekal perjalanan yang semakin memeperkaya. modal yang hampir terlupakan.

Mulai saat itu tak ada bobot, bibit, bebet yang ditinggalkan sistem feodal! Yang ada intensitas, energi, dan membaca banyak hal menuju kwalitas!

Relasi dari Ulang-Alik Peristiwa Lama dan Baru
Kini aku tak lagi mengikuti ON! karena kami sudah sama-sama sejalan. Kami adalah sepasang yang terus membaca konteks, menyusun kalimat, berdialog, menyadari konflik, dan mencipta bahasa baru. Dan kenyataan tetap harus diterima, bahwa perjalanan ini membutuhkan energi muda yang melimpah. Karena akan terus mencari dan jarang yang peduli, jarang yang mau mengerti. Proses menuju ‘cinta’ dengan keyakinan (yang belum jelas), dan mencari bentuk kedewasaan ke arah kwalitas hidup?  Ah, mungkin hanya semacam mimpi di tengah dunia yang sibuk dengan tawaran kemapanan instant yang mengarahkan untuk tunduk dengan sistem pe-modal besar. Modal yang meluluh lantakkan nilai sejarah dan kepribadian. Atau bisa jadi sebuah utopia ketika harus menggempur pikiran-pikiran tua yang usang dan membelenggu. STOP! Singkirkan kekhawatiran itu. Uh! aku mulai terjebak hal-hal yang menyebalkan!

Mari kembali lagi pada kisah perjalananku dan ON!. Sementara, kami masih menyimpan dan menemukan peristiwa-peristiwa lama dan baru. Peristiwa yang harus kami kaji sambil minum kopi. Rupanya peristiwa itu menjadi data-data yang bertumpukan dan saling berloncatan. Ingatan, menjadi sangat berperan penting untuk merefleksikan ulang-alik peristiwa dari yang lama ke yang baru, demikian juga sebaliknya. Karena peristiwa itu bukan jatuh tiba-tiba dari langit, melainkan ada lantarannya dan saling berkaitan. Maka dengan telaten kami memilih dan memilah peristiwa. Kami mulai menyusun sejarah peristiwa-peristiwa itu menjadi alur cerita, yang memuat nilai-nilai untuk menumbuhkan relasi.

Nah, kata relasi mulai muncul untuk yang pertama  kalinya, muncul dengan membawa kesadaran. Dan relasi menjadi picuan kami untuk menumbuhkan sayap-sayap agar bisa terbang melihat banyak peristiwa. Setiap hari kami rajin menyirami relasi itu dengan perasaan, pikiran, gerak hidup, imajinasi, dan intuisi. Kami tak saling mendominasi dan menguasai. Dengan relasi itu kami sudah mulai menggulirkan peristiwa sendiri. Peristiwa yang mengundang dialog dan relasi-relasi lain. Peristiwa yang terus bergerak bersama energi kreatif dan daya hidup.

Keresahan menuju yang lain
Setelah  peristiwa itu mulai di gulirkan…
Kami tak menyangka akan terjadi benturan-benturan yang mengejutkan, yang kadang di luar kendali kami. Rencana-rencana yang telah tersusun rapi, menjadi cair ketika kenyataan berkata lain. Akan tetapi aku dan ON! terus mencari solusi-solusi untuk melahirkan nilai-nilai baru yang layak untuk dikaji dan diapresiasi bersama. Kami percaya bahwa menggulirkan peristiwa itu adalah keberanian tersendiri, karena terus menuntut untuk berpikir mencari sekaligus melewati solusi-solusi.   

Aku dan ON! akan menjadi sepasang titik yang terus berjalan mengikuti arah keyakinan. Gubrak!! Dan menjadi “Gelandangan” Zaman dan terus bergerak, sadar, dan menumbuhkan sayap untuk terbang ke matahari kami. Matahari  yang menebar keresahan lewat  nyalanya. Resah yang terus menunggu…

ON! terus bergerak!
ON! terus berubah-ubah!
ON! Akan mendatangimu!
ON! Akan tinggal di tubuhmu, di arterimu…

Salam keringat dan merdeka!
Dari ON! Oleh ON! Untuk semua!
16-17 Agustus 2008

disampaikan dalam diskusi acara pestipal kesenian semarang
di komunitas Hysteria, Jl. Stonen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar